ASAM URAT
PENYAKIT ASAM URAT
Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas di persendian. Meski semua sendi di tubuh bisa terkena asam urat, namun yang paling sering terserang adalah sendi jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Laki-laki lebih rawan terkena penyakit asam
urat dibandingkan dengan perempuan, terutama saat usia mereka di atas 30 tahun.
Pada perempuan, penyakit ini biasanya berisiko timbul setelah menopause.
Orang yang terkena serangan penyakit asam
urat biasanya akan merasakan perkembangan gejala yang cepat dalam beberapa jam
pertama. Rasa sakit bisa berlangsung selama 3-10 hari. Pembengkakan tidak hanya
terjadi di sendi, namun juga di daerah sekitar sendi disertai warna kulit yang
memerah. Pada tahap ini, penderita dapat tidak mampu bergerak secara leluasa.
Di Indonesia, orang sering salah kaprah
menyamakan penyakit asam urat (gout/pirai) dengan rematik. Padahal rematik
adalah istilah umum yang dipakai untuk menggambarkan rasa sakit pada persendian
atau otot yang mengalami peradangan. Penyakit asam urat (gout/pirai) hanya
salah satu penyebab nyeri pada persendian. Mengenali gejala dan tanda pada gout
dapat membantu seseorang membedakan dengan nyeri sendi yang disebabkan oleh
kondisi lain.
Banyak orang mengira apabila kadar asam
urat di dalam darah tinggi (hiperurisemia), maka akan terkena gout. Hal ini
tidak benar, karena hanya sekitar 1/3 penderita hiperurisemia yang mengalami
gout.
Penyebab penyakit asam urat
Gejala nyeri dan pembengkakan pada penyakit
asam urat disebabkan oleh tusukan kristal-kristal tajam di sekitar sendi yang
terbentuk akibat penumpukan zat asam urat. Seseorang yang suka mengonsumsi makanan yang menyebabkan peningkatan asam urat
(contohnya jeroan, hidangan laut, daging merah) dan seseorang yang gemar
mengonsumsi minuman beralkohol akan berisiko tinggi terkena penyakit asam urat.
Selain itu, penyakit ini juga rawan dialami oleh orang-orang yang menderita
obesitas, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal kronik.
Menurut penelitian, seseorang yang memiliki
keluarga penderita penyakit asam urat juga dapat terkena kondisi sama. Dengan
kata lain, penyakit ini bersifat genetik juga.
Diagnosis penyakit asam urat
Temuilah dokter jika Anda merasakan
gejala-gejala penyakit asam urat. Dalam melakukan diagnosis, dokter akan
melakukan pemeriksaan atau tes untuk memastikan adanya kristal-kristal natrium
urat pada persendian. Hal ini perlu dilakukan karena ada jenis penyakit lain
yang bisa menyebabkan gejala menyerupai penyakit asam urat. Pemeriksaan kadar
asam urat dalam darah juga biasanya dilakukan.
Sebelum melakukan tes, biasanya pertama-tama dokter akan
bertanya mengenai:
·
Lokasi
sendi yang terasa sakit.
·
Seberapa
sering Anda mengalami gejala dan seberapa cepat gejala tersebut muncul.
·
Obat-obatan
tertentu yang sedang Anda konsumsi.
·
Riwayat
penyakit asam urat di keluarga Anda.
Tes
Asam Urat Dalam Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan gout.
Hasil tes biasanya baru keluar setelah satu hingga dua hari. Perlu diketahui
bahwa bisa saja terdapat perbedaan acuan antara laboratorium satu dengan yang
lainnya. Namun jangan khawatir, karena biasanya laboratorium akan mencantumkan
acuan yang dipakai. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal.
§
Perempuan
: 2.4–6.0 miligram per desiliter (mg/dL)
§
Laki-laki
: 3.4–7.0 mg/dL
§
Anak-anak:
2.0–5.5 mg/dL
Jika kadar asam urat Anda tinggi, tetapi tidak ada keluhan gout, Anda
mungkin tidak memerlukan pengobatan. Sebaliknya, jika kadar asam urat normal
tetapi mengalami gejala gout,
berarti asam urat sudah mengkristal dan memerlukan pengobatan.
Gout merupakan
peradangan pada sendi akibat tingginya kadar asam urat. Umumnya gout dialami
orang-orang lanjut usia. Sebanyak 1 dari 200 orang dewasa mengalami gout dan
di antaranya lebih banyak dialami oleh pria. Konsultasikan kepada dokter jika
Anda mengalami gejala rematik asam urat atau gout seperti
berikut.
§
Rasa
nyeri pada persendian yang datang dan pergi.
§
Biasanya
paling terasa pada ibu jari kaki.
§
Sulit
berjalan.
§
Sendi
yang nyeri terlihat kemerahan.
§
Jika
dibiarkan, rasanya nyeri dapat bertahan 7-10 hari.
Tes Asam Urat Dalam Urine
Jika ginjal tidak dapat membuang asam urat dari darah secara
normal, kadar asam urat dalam urine akan menurun. Hal ini karena asam urat
menumpuk dalam darah, sehingga tidak terbuang melalui urine. Di sisi
lain, kadar asam urat yang tinggi di dalam urine akan merangsang
pembentukan batu ginjal. Oleh karena itu, tes urine diperlukan
untuk mengetahui kemungkinan adanya batu ginjal akibat kadar asam urat tinggi.
Selain itu, tes urine juga membantu menyelidiki penyebab tingginya
kadar asam urat dalam darah.
Untuk melakukan tes ini, catat waktu Anda buang air kecil
pertama kali di pagi hari. Hal ini berguna untuk menandai waktu awal
pengumpulan urine 24 jam. Urine dari buang air kecil pertama tidak perlu
disimpan. Simpan urine mulai dari buang air kecil kedua dan seterusnya hingga
24 jam. Masukkan urine ke kantong sampel yang diberikan laboratorium. Bawa ke
laboratorium untuk diperiksa. Kadar asam urat normal di dalam urine yang
dikumpulkan selama 24 jam adalah 250-750 mg atau 1,48-4,43 milimoles (mmol).
Penanganan penyakit asam urat
Penanganan penyakit asam urat memiliki
dua sasaran utama, yaitu meringankan gejalanya dan mencegah serangan terulang
kembali.
Untuk meringankan gejala penyakit asam
urat, Anda bisa menempelkan kantong es pada bagian sendi yang terasa sakit.
Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit, misalnya colchicine,
OAINS (obat anti-inflamasi nonsteroid), dan obat-obatan golongan steroid.
Sedangkan untuk mencegah kambuhnya serangan
penyakit asam urat, Anda bisa mengonsumsi obat penurun kadar asam urat
(misalnya allopurinol). Selain itu, Anda diharuskan untuk menjauhi
makanan-makanan pemicu penyakit asam urat dan segera turunkan berat badan. Utamakan makanan rendah kalori untuk mendukung upaya mendapatkan
berat badan ideal.
Kombinasi obat-obatan dari dokter serta perilaku
hidup sehat umumnya terbukti ampuh dalam menurunkan kadar asam urat dan
melarutkan kristal-kristal tajam yang telah terbentuk. Dengan kombinasi
tersebut, maka diharapkan pasien penyakit asam urat tidak lagi mengalami kambuh.
Komplikasi penyakit asam urat
Meski penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, namun tetap patut kita waspadai. Beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya:
·
Munculnya
benjolan keras (tofi) di sekitar area yang mengalami radang.
· Kerusakan
sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung dan tofi di dalam sendi
yang merusak tulang rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan permanen ini
biasanya terjadi pada kasus penyakit asam urat yang diabaikan selama
bertahun-tahun.
·
Batu
ginjal yang
disebabkan oleh pengendapan asam urat yang bercampur dengan kalsium di dalam ginjal.
GEJALA PENYAKIT ASAM URAT
Sendi yang tiba-tiba terasa sangat sakit
(terutama sendi jempol kaki) merupakan gejala penyakit asam urat yang umum
terjadi. Sering kali penderita penyakit ini kesulitan untuk berjalan
akibat rasa sakit yang sangat mengganggu. Meski dapat muncul kapan saja, namun
umumnya gejala biasanya lebih terasa di malam hari.
Tidak hanya sendi jempol kaki saja,
sendi-sendi lain yang terletak di ujung anggota badan juga rentan terkena
serangan penyakit asam urat. Contohnya adalah sendi pergelangan kaki, telapak
kaki tengah, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan siku.
Biasanya nyeri berkembang dengan cepat
dalam tempo beberapa jam saja. Nyeri hebat ini akan disertai dengan
pembengkakan, sensasi panas, serta kemunculan warna kemerahan pada kulit yang
melapisi sendi.
Serangan penyakit asam urat umumnya
berlangsung dalam kurun 3-10 hari. Saat gejala mereda dan bengkak mengempis,
kulit di sekitar sendi yang kena akan tampak bersisik, terkelupas, dan terasa
gatal. Meski serangan bisa reda dengan sendirinya, namun kondisi ini tidak
boleh diabaikan. Pengobatan harus tetap dilakukan, antara lain untuk mencegah
risiko kambuh dengan tingkat keparahan gejala yang meningkat, risiko penyebaran
ke sendi-sendi yang lain, dan risiko kerusakan permanen pada sendi.
PENYEBAB PENYAKIT ASAM URAT
Penumpukan asam urat di dalam sendi adalah
penyebab penyakit asam urat. Asam urat sejatinya merupakan limbah yang
terbentuk dari penguraian zat purin yang ada di dalam sel-sel tubuh. Sebagian
besar asam urat dibuang melalui ginjal dalam bentuk urine dan sebagian kecil
lainnya dibuang melalui saluran pencernaan dalam bentuk tinja.
Jika asam urat yang dibuang dari tubuh jauh
lebih sedikit dari jumlah yang diproduksi, maka asam urat akan menumpuk dan
membentuk kristal-kristal tajam natrium urat berukuran mikro yang bermuara di
dalam sendi atau di sekeliling jaringan sendi. Ketika kristal-kristal tajam
tersebut masuk ke ruang persendian dan mengganggu lapisan lunak sendi, maka
terjadilah peradangan yang terasa sangat sakit.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu naiknya
kadar asam urat di dalam darah, salah satunya adalah makanan berzat purin
tinggi yang kita konsumsi. Contoh-contoh makanan tersebut adalah jeroan hewan
(ginjal, hati, jantung), hidangan laut (kerang-kerangan, kepiting, ikan teri,
ikan makarel), dan daging merah (sapi, kambing, kerbau).
Selain makanan, kita juga bisa berisiko
mengalami penumpukan sama urat di dalam darah jika mengonsumsi minuman manis
(baik gula buatan maupun alami) dan minuman beralkohol secara berlebihan.
Risiko terkena penyakit asam urat juga
tinggi bagi orang-orang yang sedang menjalani pengobatan menggunakan
obat-obatan jenis tertentu, misalnya niacin, aspirin, obat penghambat enzim
pengubah angiotensin (ACE
inhibitor), obat penghambat beta (beta
blocker), sislosporin, diuretik, dan obat-obatan kemoterapi.
Sedangkan jika dipandang sebagai bentuk
komplikasi, penyakit asam urat berisiko tinggi dialami oleh orang-orang yang
sedang menderita penyakit ginjal kronik, penyakit diabetes, hipertensi,
obesitas, kolesterol tinggi, osteoarthritis, psoriasis, dan sindrom metabolisme.
Terlepas dari keempat faktor pemicu di
atas, penyakit asam urat juga diduga masuk ke kelompok penyakit turunan alias
penyakit genetik. Ini artinya mereka yang memiliki anggota keluarga berpenyakit
asam urat berisiko mengalami kondisi yang sama. Menurut penelitian, proporsi
dari risiko ini adalah 20 persen.
Lebih sedikitnya jumlah perempuan yang
terkena penyakit asam urat dibandingkan laki-laki kemungkinan terkait
dengan kondisi menopause. Setelah perempuan mengalami menopause, kadar asam urat dapat meningkat dan mulai
merasakan gejala-gejala penyakit asam urat.
Terlepas dari faktor-faktor di atas, ada
juga sebagian orang yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah mereka,
namun tidak ditemukan pembentukan kristal-kristal natrium urat pada
sendi-sendinya. Selain itu, di antara sebagian orang yang memiliki kadar asam
urat yang sama pun, tingkat kerentanan mereka akan berbeda-beda. Mengenai hal
tersebut, hingga kini belum ada penjelasan yang pasti.
DIAGNOSIS PENYEKIT ASAM URAT
Temui dokter jika Anda merasakan gejala
penyakit asam urat meski kerap reda dengan sendirinya. Penanganan medis
dibutuhkan untuk mencegah kekambuhan dan memburuknya kondisi seiring waktu.
Untuk benar-benar memastikan apakah Anda
menderita penyakit asam urat, dokter perlu melakukan tes khusus untuk mengukur
kadar asam urat atau melihat keberadaan kristal-kristal zat tersebut di dalam
sendi. Namun sebelum melakukan tes tersebut, pertama-tama dokter biasanya akan
menanyakan pada Anda tentang beberapa hal, yaitu:
·
Lokasi
sendi yang terasa sakit.
·
Seberapa
cepat gejala berkembang dan seberapa sering gejala tersebut muncul.
·
Makanan
dengan kadar purin tinggi yang mungkin sering Anda konsumsi.
·
Minuman
beralkohol atau minuman berkadar gula fruktosa tinggi yang mungkin sering Anda
konsumsi.
·
Obat-obatam
pemicu penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda gunakan.
·
Penyakit
dengan komplikasi penyakit asam urat yang mungkin sedang Anda derita.
·
Riwayat
kesehatan keluarga Anda.
Jawaban dari pertanyaan di atas nantinya akan digunakan dokter
untuk mendukung hasil tes yang dilakukan.
Salah satu jenis tes yang bisa mendeteksi
keberadaan kristal asam urat adalah tes cairan sendi. Di dalam tes ini dokter
akan mengambil sampel cairan sinovial di dalam sendi yang mengalami radang
menggunakan jarum dan menelitinya melalui mikroskop. Jika pasien memang
menderita penyakit asam urat, biasanya kristal-kristal natrium urat hampir
selalu terlihat pada sampel cairan sinovialnya. Metode pemeriksaan ini juga
membantu dokter untuk memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh penyakit
lain (misalnya septic arthritis dengan gejala pembengkakan dan kemunculan rasa
nyeri yang tidak tertahankan disertai demam).
Jenis tes yang kedua adalah pemindaian
ultrasound (USG). Tes ini kini marak digunakan karena dianggap paling sederhana
dan aman untuk mendeteksi keberadaan kristal natrium urat di dalam sendi yang
mengalami radang atau di dalam lapisan kulit dalam.
Selain itu, dokter mungkin juga perlu
melakukan tes darah untuk mengukur kadar asam urat di dalam darah. Tes ini juga
biasanya dilakukan pada setengah bulan atau satu bulan pasca terjadinya
serangan gejala. Alasan dokter perlu menunggu waktu selama itu adalah karena
level asam urat cenderung turun ketika serangan berlangsung.
Metode pemeriksaan X-ray biasanya hanya
digunakan oleh dokter untuk tujuan pengesampingan. Karena meski kurang mampu
mendeteksi keberadaan kristal asam urat di dalam sendi, metode pemeriksaan ini
tetap mampu mendeteksi kondisi lain dengan gejala-gejala yang serupa (contohnya
adalah chonrocalcinosis atau peradangan sendi akibat pembentukan kristal
kalsium). Apabila kondisi-kondisi lain juga tidak ditemukan berkaitan dengan
kerusakan sendi yang ada, maka dokter bisa berasumsi bahwa pasien menderita
penyakit asam urat.
PENGOBATAN PENYAKIT ASAM URAT
Penting untuk beristirahat dengan cukup
selama Anda mengalami serangan penyakit asam urat. Angkatlah tungkai Anda dan
hindarkan sendi yang sedang mengalami radang dari benturan. Mengompres sendi
dengan sekantong es selama sekitar dua puluh menit juga dapat membantu
meredakan rasa nyeri. Jangan mengompres lebih dari waktu tersebut dan jangan
menempelkan es secara langsung ke kulit karena dapat merusak kulit.
Segera minum obat yang diresepkan oleh
dokter begitu Anda merasakan serangan penyakit asam urat. Obat yang umum
digunakan untuk meredakan peradangan dan nyeri adalah kelompok obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti indometasin, diclofenac, naproxen, dan etoricoxib.
Efek samping penggunaan OAINS meliputi sakit maag dan gangguan pencernaan.
Untuk meminimalkan timbulnya efek samping tersebut, dokter biasanya akan
meresepkan obat penghambat pompa proton (PPI) sebagai penyerta.
Penting untuk mengikuti seluruh petunjuk
pemakaian yang diberikan oleh dokter dalam mengonsumsi OAINS. Obat ini biasanya
harus terus digunakan selama serangan penyakit asam urat belum reda, hingga dua
hari setelah serangan reda untuk mencegah kambuh.
Apabila OAINS kurang mampu meredakan gejala
penyakit asam urat atau Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini
dikarenakan kondisi tertentu, dokter dapat meresepkan colchicine sebagai
pengganti yang juga berkhasiat untuk menghilangkan rasa sakit dan pembengkakan.
Colchicine jarang menimbulkan efek samping. Efek samping berupa sakit perut,
mual, dan diare biasanya timbul apabila obat ini dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Pada kasus penyakit asam urat dengan gejala
parah yang tidak bisa diredakan dengan OAINS atau colchicine, dokter biasanya
akan meresepkan kortikosteroid. Selain dalam bentuk tablet, obat ini juga bisa
diberikan dokter dalam bentuk suntik untuk meredakan nyeri secara cepat.
Apabila digunakan dalam dosis rendah dan
dalam jangka waktu singkat, kortikosteroid jarang menimbulkan efek samping.
Sebaliknya, jika digunakan dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama, obat ini
berisiko menimbulkan efek samping, seperti otot terasa lemas, kulit mudah
memar, penipisan tulang, dan kenaikan berat badan.
Mencegah terulangnya serangan penyakit asam urat
Makanan yang mengandung banyak purin dapat
meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh dan membuat kita rentan untuk
terserang gejala penyakit asam urat. Oleh karena itu, hindari makanan semacam
itu. Contoh-contoh makanan yang banyak mengandung purin adalah jeroan (jantung,
hati, ginjal, dan otak), makanan laut (kerang-kerangan, kepiting, dan udang),
daging merah, makanan yang mengandung ragi, dan ikan yang banyak mengandung
minyak (sarden, makarel, dan ikan teri). Selain karena jeroan, kadar asam urat
juga bisa meningkat apabila kita terlalu banyak mengonsumsi camilan manis,
minuman manis, dan minuman beralkohol. Jenis minuman beralkohol yang paling
berisiko memicu serangan penyakit asam urat adalah bir, wiski, dan vodka.
Kurangi berat badan apabila Anda memiliki
proporsi tubuh kegemukan (obesitas) karena fisik seperti itu akan membuat Anda
rentan terhadap serangan penyakit asam urat. Selain itu, jangan mengesampingkan
pentingnya berolah raga secara cukup agar tubuh Anda selalu sehat dan bugar.
Jika kebetulan Anda sedang merasakan gejala penyakit asam urat, namun ingin
menjaga kebugaran fisik, hindarilah melakukan olah raga yang dapat memberikan
tekanan pada sendi yang meradang. Sebaiknya pilih olahraga renang karena air
dapat ikut menopang berat badan sehingga sendi tidak terlalu mengalami tekanan.
Minum air putih secukupnya tiap hari.
Disamping dapat menghindarkan diri dari dehidrasi, air juga
dapat memperlancar pembuangan asam urat melalui urine sehingga risiko
pembentukan kristal menjadi minim. Disarankan agar kita minum sekitar 6-8 gelas
air mineral per hari, bahkan lebih banyak jika kita juga rutin melakukan
olahraga atau sedang berada di bawah cuaca panas.
Selain melalui pengaturan makanan, minuman,
berat badan, dan olahraga, serangan gejala penyakit asam urat juga bisa dicegah
melalui obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya obat pencegah asam
urat diperuntukkan bagi pasien yang sering mengalami kambuh atau pasien yang
sudah terkena komplikasi penyakit asam urat. Berikut ini jenis-jenis obat pencegah
serangan penyakit asam urat.
· Allopurinol. Tablet yang diminum sekali dalam sehari ini
dapat membantu tubuh menurunkan jumlah asam urat dengan cara menghambat enzim
yang bertugas mengubah purin menjadi asam urat. Dosis allopurinol harus
disesuaikan untuk memastikan tercapainya penurunan kadar asam urat sesuai
target, yaitu di bawah 360 umol/L atau 6 mg/dl. Dosis obat ini biasanya akan
meningkat tiap 3-4 minggu, tergantung kepada hasil pemeriksaan darah.
Kristal-kristal asam urat di dalam tubuh umumnya akan hilang secara total dalam
waktu 1-2 tahun masa pengobatan. Kadang-kadang serangan gout dapat terjadi
ketika Anda pertama kali menggunakan pengobatan dengan allopurinol. Hal
ini disebabkan oleh menyusutnya kristal-kristal yang ada di tulang rawan sendi
akibat kadar asam urat yang berkurang drastis hingga di bawah titik jenuh.
Kristal yang menyusut tersebut menjadi lebih mudah meloloskan diri dari tulang
rawan ke dalam rongga sendi dan akhirnya membuat lapisan sendi atau sinovium
mengalami radang. Namun jangan khawatir hal ini akan berhenti setelah tubuh
Anda benar-benar bersih dari kristal natrium urat. Yang terpenting adalah Anda
jangan menyerah menjalani terapi pengobatan ini demi hasil yang maksimal. Efek
samping yang mungkin saja timbul dari penggunaan allopurinol adalah sakit
kepala, gangguan pencernaan, diare, dan ruam kulit. Khusus untuk
efek samping ruam kulit, temui dokter jika Anda mengalaminya karena bisa jadi
itu merupakan tanda alergi terhadap obat.
· Probenecid. Obat ini mampu menurunkan kadar asam urat dengan cara
meningkatkan kemampuan ginjal untuk membuangnya. Efek samping yang mungkin saja
ada setelah menggunakan probenecid adalah sakit perut, ruam kulit, dan risiko
penyakit batu ginjal.
Mencegah penyakit asam urat dengan vitamin C
Menurut sebuah penelitian, vitamin C mampu mencegah penyakit asam
urat dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang
ada di tubuh kita. Dosis vitamin C yang dianjurkan adalah 500 miligram per hari.
Namun sebelum Anda mengonsumsi suplemen
vitamin C, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter karena
dikhawatirkan Anda memiliki masalah kesehatan yang bisa bertambah parah atau
sedang menjalani pengobatan dengan obat yang tidak boleh digunakan bersamaan
dengan suplemen vitamin C.
KOMPLIKASI PENYAKIT ASAM URAT
Ada beberapa masalah kesehatan lainnya yang
bisa muncul akibat penyakit asam urat, terlebih jika kondisi ini diabaikan atau
tidak diobati. Beberapa contoh komplikasi akibat asam urat di antaranya adalah
penyakit batu ginjal, munculnya benjolan-benjolan di bawah kulit
yang disebut tofi, dan kerusakan sendi, dan masalah psikologis.
Penyakit batu ginjal
Asam urat di dalam tubuh dikeluarkan dalam
bentuk air seni melalui ginjal. Adakalanya asam urat tersebut menciptakan
endapan-endapan di dalam ginjal, terlebih jika kadarnya yang tinggi. Jika
ukuran endapan masih kecil, maka tubuh akan membuangnya secara alami melalui
saluran kemih. Namun jika ukurannya terlalu besar, maka bisa menimbulkan
penyakit batu ginjal.
Selain sensasi seperti selalu ingin buang
air kecil, penderita penyakit batu ginjal biasanya akan merasakan sakit saat
buang air kecil akibat terganggunya aliran urine. Jika tidak segera ditangani,
penyakit ini bisa menyebabkan infeksi di dalam sistem kemih. Menurut data,
sekitar 10-25 persen penderita penyakit asam urat turut mengalami masalah batu
ginjal. Dokter biasanya akan memberikan obat yang dapat melarutkan batu ginjal
dan menurunkan kadar keasaman dalam urine. Selain itu, penderita batu ginjal juga
disarankan untuk minum banyak air untuk mengeluarkan endapan-endapan asam urat.
Munculnya benjolan-benjolan tofi
Tofi adalah gumpalan-gumpalan kecil
berwarna putih atau kuning di balik kulit yang terbentuk dari akumulasi
kristal-kristal asam urat. Benjolan tofi biasanya muncul pada lutut, siku, jari
kaki dan jari tangan, lengan, tumit, atau bahkan telinga.
Biasanya tofi muncul pada penderita
penyakit asam urat parah atau yang sudah lama tidak ditangani. Namun ada juga
tofi yang muncul pada orang yang bahkan belum pernah mengalami serangan
penyakit asam urat. Meski sering kali tidak menimbulkan rasa sakit, rutinitas
sehari-hari (misalnya berpakaian atau makan) bisa terganggu jika tofi tumbuh di
jari tangan.
Kemunculan tofi menjadi sinyal bahwa
pengobatan penyakit asam urat tidak bisa ditunda-tunda lagi dan harus segera
dilakukan. Jika kadar asam urat berhasil diturunkan, tofi akan berangsur-angsur
mengecil seiring larutnya kristal-kristal natrium urat. Namun sebaliknya jika
terus dibiarkan, maka tofi akan membesar dan pada akhirnya menimbulkan rasa
sakit. Tofi yang meradang tersebut bahkan bisa pecah dan mengeluarkan cairan
menyerupai pasta gigi yang terdiri dari campuran nanah dan kristal-kristal
urat. Segera konsultasikan kepada dokter jika tubuh Anda ditumbuhi tofi
berukuran besar atau terasa menyakitkan. Apabila dianggap perlu, dokter akan
melakukan pembedahan untuk membuang tofi tersebut.
Kerusakan pada sendi
Kristal-kristal natrium urat yang terus
menumpuk dan membentuk tofi di dalam sendi lambat laun bisa merusak sendi.
Bukan hal yang mustahil jika kerusakan sendi secara permanen bisa terjadi
apabila kondisi ini tidak kunjung ditangani. Jika sendi sudah rusak, maka
operasi terpaksa harus dilakukan oleh dokter untuk memperbaiki atau
menggantinya.
Masalah psikologis
Perubahan suasana hati dan stres bisa saja
dialami oleh penderita penyakit asam urat. Bukan hanya karena nyeri luar biasa
yang dirasakan, tapi juga efek dari kondisi ini yang membuat rutinitas
sehari-hari menjadi terganggu. Jika diabaikan, maka tidak mustahil bisa
mengarah kepada depresi. Maka dari itu, sebelum muncul masalah psikologis yang
lebih serius, segera temui dokter jika Anda adalah penderita penyakit asam urat
dan Anda merasa stres dengan kondisi yang dialami.
SUMBER
:
http://www.alodokter.com/rematik-asam-urat
Komentar
Posting Komentar