DIABETES
Penyakit Diabetes: Penyebab,
Gejala, Cara Mencegahnya
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah
tinggi. Diabetes juga dapat dianggap sebagai penyakit yang disebabkan oleh kelainan
reaksi kimia dalam hal penggunaan yang tepat dari karbohidrat, lemak, dan
protein dari makanan karena kekurangan pengeluaran atau kekurangan insulin.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur jumlah
gula dalam darah. Gula darah tinggi adalah jika kadar gula darah pada saat
puasa lebih dari 126 mg / dl dan pada saat tidak cepat lebih dari 200 mg / dl. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg / dl pada 2 jam setelah
makan atau minum cairan yang mengandung gula atau karbohidrat lainnya. Kadar
gula darah normal cenderung meningkat sedikit tapi semakin lama setelah berusia
50 tahun, terutama pada orang yang tidak aktif secara fisik.
Ada beberapa faktor penyebab penyakit diabetes melitus pada umumnya :
1. Faktor Genetik
Penyebab diabetes yang bisa terjadi salah satu nya yaitu dikarenakan oleh
ada nya faktor genetik. Karena memiliki keluarga yang juga menderita penyakit
diabetes maka dari memiliki kemungkinan besar untuk menderita penyakit
diabetes. Oleh sebab itu jika memiliki riwayat penyakit diabetes maka ada
kemungkinan juga untuk menderita penyakit diabetes jika tidak menjaga kesehatan
dan juga kadar gula darah.
2. Faktor Berat badan (Obesitas)
Berat badan memang bisa mempengaruhi kesehatan, karena berat badan pun bisa
menjadi suatu penyakit, dan penyakit diabetes pun bisa terjadi dikarenakan oleh
berat badan. Memiliki berat badan yang besar atau pun berlebihan memiliki
kemungkinan untuk menderita penyakit diabetes salah satu nya.oleh sebab itu
penyebab diabetes bisa di sebabkan oleh berat badan.
3. Faktor Makanan
Penyebab diabetes pun bisa terjadi dari makanan yang di konsumsi, jika
sering mengkonsumsi makan makanan yang tidak sehat seperti hal nya makanan yang
mengandung lemak tinggi atau pun memiliki kadar manis dari gula yang banyak
maka bisa menjadi penyebab diabetes. Oleh sebab itu jaga asupan makanan yang
baik agar tidak mengalami naik nya kadar gula darah.
4. Faktor Merokok
Rokok merupakan sumber penyakit, dan rokok pun bisa menjadi penyebab
diabetes juga oleh sebab itu mengapa penggunaan rokok itu di larang dan tidak
baik untuk di gunakan.
Gejala Penyakit Diabetes Melitus Pada Umumnya :
-
Haus yang berlebihan (polidipsia)
-
Sering buang air kecil dengan volume
banyak
-
Rasakan kelaparan yang luar biasa
(polifagi)
-
Sering merasa kelelahan karena kehabisan
energi
-
Beberapa penderita diabetes ada menunujukkan
gejala infeksi pada kulit
-
Gangguan penglihatan atau penglihatan
menjadi kabur (rabun dekat ayam)
-
Berat badan menurun
-
Hyperglaisimia yaitu peningkatan kadar
gula darah yang abnorma
Cara Mencegah Penyakit Diabetes Melitus
Jika telah mengetahui penyebab diabetes maka akan sangat mudah untuk
mencegah nya, dengan menjauhi penyebab diabetes maka akan mencegah penyakit
diabetes.
Mengubah pola hidup yang lebih baik maka bisa membantu untuk mencegah
penyakit diabetes dan akan mencegah kadar gula darah untuk naik.
Jika menjaga kadar gula darah tetap stabil maka bisa membantu untuk
mencegah penyakit diabetes. Cara menjaga kada gula darah tetap normal yaitu
dengan menjaga asupan makanan.
Makanan manis dan makanan memiliki kadar lemak yang tinggi sebaik nya tidak
di konsumsi karena bisa meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh.
Berikut adalah beberapa hal kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa menjadi penyebab diabetes:
1. Teh manis
Penjelasannya
sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi.
Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300
kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah
1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah
dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk
pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas
dan diabetes.
Pengganti: Air putih,
teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh
sehari.
2. Gorengan
Karena bentuknya
kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu
faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular,
diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV)
adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor
risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol
jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam
darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan
mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang
Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil
Kita mengira dengan
membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan
diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong
camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang,
dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta
pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik
indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong
segar.
4. Kurang tidur.
Jika kualitas tidur
tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University
of Chicagomengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan
tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat.
Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu
makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan
berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak
kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90
persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita
diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini,
masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden
Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas
lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas
lainnya.
Solusi: Bersepeda ke
kantor.
6. Sering stres
Stres sama seperti
banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang,
tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula
darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang
dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus
dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan
bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada
orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di
Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko
perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa
naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen
bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah
ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil
kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau
progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah.
Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM,
kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja
insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin.
Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan
baik.
Solusi: Batasi waktu
penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.
9. Takut kulit jadi hitam
Menurut jurnal
Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko
paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D
terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi
sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru,
di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology,
menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh,
termasuk gula darah.
Solusi: Gunakan krim
tabir surya sebelum “berjemur” di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
10. Keranjingan soda
Dari penelitian yang
dilakukan oleh The Nurses’ Health Study IIterhadap 51.603 wanita
usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat
berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan,
kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman
bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga
terdorong untuk minum lebih banyak.
Memiliki kadar gula darah normal pada
tubuh sangat penting karena bisa menunjang kinerja tubuh dan membuat Anda tetap
sehat. Namun apakah Anda tahu berapa kadar gula darah normal yang harus Anda
miliki?
Sebenarnya kadar gula darah normal tidak berpatokan pada satu angka baku.
Kadar ini bisa berubah seperti saat sebelum dan sesudah Anda makan atau juga
saat waktunya tidur.
Seusai makan, sistem pencernaan Anda akan memecah karbohidrat menjadi gula
atau glukosa yang bisa diserap oleh aliran darah. Zat tersebut sangat penting
untuk sumber energi sel-sel tubuh Anda. Darah mengalirkan zat gula ini menuju
sel-sel tubuh guna menjadikannya energi.
Namun, zat gula ini harus melewati sebuah ‘pintu’ untuk memasuki sel-sel
tersebut. Hormon yang berperan dalam membuka ‘pintu’ itu adalah insulin.
Insulin dihasilkan oleh pankreas. Setelah memasuki sel, zat gula ini akan
dibakar menjadi energi yang bisa Anda pakai. Gula yang lebih akan disimpan di
hati untuk dipakai di kemudian hari.
Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:
- Sebelum makan: 70 - 130 mg/dL.
- Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL.
- Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya
delapan jam: kurang dari 100 mg/dL.
- Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL.
Cara
Mempertahankan Kadar Gula Darah Normal
Menjaga kadar gula darah agar dalam angka normal sangat penting. Gula darah
terlalu rendah (hipoglikemia) atau tinggi (hiperglikemia) bisa berdampak
negatif pada tubuh Anda. Jika gula darah Anda di bawah 70 mg/dL maka Anda
mengalami hipoglikemia. Anda dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar gula
darah Anda lebih dari 200 mg/dL.
Efek terlalu rendahnya
kadar gula darah antara lain:
· Tubuh lemas.
· Kulit pucat.
· Berkeringat.
· Kelelahan.
· Kelaparan.
· Gelisah
· Sulit berkonsentrasi.
· Mudah marah.
· Kesemutan di area
mulut.
· Tidak mampu berdiri
atau berjalan.
· Kejang.
· Jantung berdebar.
Efek terlalu tingginya kadar gula darah
antara lain:
· Bobot tubuh berkurang.
· Nafsu makan meningkat.
· Tubuh lelah.
· Haus.
· Sering buang air kecil.
· Mudah gelisah.
· Penglihatan buram.
· Kulit mengering,
memerah dan terasa panas.
· Sering infeksi gigi.
BERIKUT INI ADALAH VIDEO PENJELASAN TYPE DIABETES...
SUMBER :
http://www.tribunnews.com/tribunners/2017/08/15/mengenal-penyakit-diabetes-mulai-penyebab-gejala-hingga-cara-mencegahnya
http://www.alodokter.com/berapa-kadar-gula-darah-normal-pada-tubuh
Komentar
Posting Komentar